Hari ke-28 Ramadhan 1439 H :  Selamat jalan Ramadhan


Ilustrasi - Selamat jalan Ramadhan 1439 H. (datariau.com)

Ini malam terakhir shalat Tarawih, berarti besok malam gaung takbiran sudah menggema di seantero dunia, mulai dari kota besar hingga ke gang-gang sempit dan ke pedesaan.

Di mana-mana para penceramah dan ustad mengajak jamaah berdoa dan bersyukur karena sudah menyelesaikan shaum Ramadhan sebulan penuh dan berharap dapat lagi bertemu dengan Ramadhan mendatang.

Suasana Ramadhan yang terasa amat istimewa bagi orang yang beriman sepanjang tahun ini, akan “pergi”. Banyak orang sedih, menangis bersalaman dan berpelukan di masjid dan surau, utamanya para jamaah tetap.

Namun jangan salah, sebagai orang ada pula yang sibuk mencari kebutuhan Lebaran di pasar swalayan dan mol. Ada pula yang sibuk memasak rendang, opor ayam, ketupat serta berbagai kue-kuean.

Sebagian saudara kita lainnya yang mudik, sudah berada di kampung halaman bercengkerama dengan sanak saudara. Sedangkan sebagian lain sedang berkutat di jalanan padat merayap dan macet, menuju kampung halaman masing-masing.

Nah, berakhirnya Ramadhan, menjadikan manusia terbagi atas tiga kelompok.

Pertama, golongan yang tetap taat dalam kebenaran dan kebaikan. Mereka menjadikan Ramadhan sebagai ghanimah rabbaniyah atau hadiah termahal dari Allah SWT untuk meraih takwa.

Kedua, golongan yang kembali kumat bakda Ramadhan.  Inilah orang-orang yang dijajah oleh hawa nafsu.  Ketiga, golongan yang biasa-biasa saja, mau di bulan atau di luar Ramadhan, baginya sama saja, tak ada yang istimewa.

Golongan kedua dan ketiga, setali tiga uang.  “Rugilah orang yang memasuki dan mengakhiri Ramadhan sementara dosanya tidak Allah ampuni.” (HR Tirmidzi).

Ke mana pahala puasanya? Orang itu hanya kebagian haus dan lapar, hanya mendapat capai dan letih. Dan, inilah orang yang tekor, paling merugi tiada tara. (HR Nasa’i).

Golongan pertama ini, jika Ramadhan berlalu, berada di antara dua keadaan: antara khawatir dan harap.

Khawatir jika umurnya tidak sampai ke Ramadhan berikutnya. Khawatir jika amalnya tidak bisa menebus dosa-dosanya. Dan, berharap semoga amal ibadah mereka diterima, dicatat sebagai amal saleh, dan keluar dari Ramadhan sebagai pemenang.

Sejatinya pasca Ramadhan, kita tetap istiqamah dan mampu serta terbiasa melakukan aktivitas ibadah dan amal saleh untuk hari-hari berikutnya selama 11 bulan.

Ramadhan memberikan pembelajaran terhadap kepribadian seorang Muslim untuk melahirkan insan yang bertakwa.  (arl)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *