zIlustrasi - Anak Palestina. (pngtr)
Pertanyaannya terkadang tajam dan seolah keluar bukan dari mulut bocah seusia taman kanak-kanak alias masih lima tahun.
“Atok, kalo kita mau bantu Palestina pake doa ya,” suatu saat tanya itu dilantunkannya, membuat saya agar terperangan.
“Ya berdoa ya pagi, siang dan malam,” jawabku.
“Allah, semoga orang Palestina sehat,” ia langsung berdoa.
“Kapan mulai orang Israel menembaki mereka?”
“Sudah lama.”
“Ya mulai kapan, Atok.”
“Ya mulai lama.”
“Pake bom ya tok..ada anak-anak putus kakinya.”
Mukanya berubah seperti ketakutan. Entah berapa puluh atau ratus juta bocah seusianya mengalami trauma ketakutan itu. Wajah-wajah orang tua dan anak-anak yang merintih dan gedung hancur berpuing-puing masuk terekam melekat dalam benak dan jiwa mereka.
“Kalo nanti bunda sudah tua seperti Atok dan nenek, Atok dan nenek seperti apa ya..ada dimana?”
Masya Allah, pertanyaannya beralih dan membuat aku terhenyak. Entah ada dimana aku nanti. Entah dari mana ia dapat kesan untuk bertanya seperti itu.
Eee..dia beralih lagi pertanyaannya.
“Orang Isreal itu orang jahat ya tok.”
“Ya ada yang jahat ada yang baik.”
“Orang Palestina itu kalo ngomong bahasa apa tok?”
“Bahasa Arah.”
“Kalo orang Iaraeltina bahasa apa tok>”
Belum sempat aku menjawab yang satu ia sudah bertanya lagi dan malah menjawab sendiri.
“Berarti orang Palestina itu sama dengan bacaan al Quran ya tok. Itu kan punya Allah ya..,” Aku mulai mencari jawaban yang tepat agar ia tidak salah tangkap.
“Kalo nanti Jenna sudah besar dan nikah, Atok masih ada gak..gak bisa lihat aku dong.”
Aku terhenyak..ada-ada aja pertanyaan yang diajukan cucuku, tapi itu semua membuat ingatan semakin menjurus kepada Sang Pencipta dan kepada Sang Pengambil ciptaanNya. Ya Rabb,,mohon ampun dan lindungilah kami…
oOo
Jakarta, 10022024