Puasa Ramadan 1441 H (15) – Orang Kuat


Ilustrasi - Gambar tangan. (bsd pendidikan.id)

Dua orang bersitegang urat leher,  nyaris adu jotos, padahal kedua orang itu sedang menjalankan ibadah syaum Ramadan.

Apa yang terjadi pada kedua orang itu? Pasti setan menguasai pikiran dan hati mereka, sehingga tidak sadar sedang melaksanakan ibadah di bulan suci ini.

Jangan-jangan mereka gampang emosi karena terlalu lama “menderita’ dilanda   wabah C-19 yang sedang menjalar ke mana-mana di berbagai tempat di dunia ini.

Seorang tua mendamaikan kedua orang bertikai itu, dengan menyadarkan mereka bahwa sekarang sedang bulan Ramadan. “Tahanlah emosi kalian. Tak baik mengumbar kemarahan di bulan suci ini,” kata Pak Tua  itu dengan tegas dari balik maskernya.

Kedua orang itu akhirnya berhenti “adu mulut” di tengah perhatian orang-orang yang sedang berbelanja di pasar itu.

ooo

Orang paling kuat di dunia ini, bukanlah orang yang berotot kawat dan bertulang besi, melainkan orang yang mampu mengatasi emosi dan nafsu amarahnya.

Artinya: orang yang mampu menguasai diri sendiri!

Nabi menyebut orang kuat bukanlah orang paling hebat dalam pertarungan fisik, tetapi mereka yang mampu mengendalikan emosi saat marah melanda.

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Menurut kalian, siapa yang kalian anggap paling kuat?” para sahabat menjawab, “Orang yang tidak  terkalahkan dalam adu gulat.” Beliau bersabda: “Bukan itu, orang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya saat marah.” (HR Abu Daud).

Hadis itu memberi pesan untuk menahan dan mengontrol emosi saat marah. Orang kuat adalah orang yang bisa mengalahkan dorongan jiwa kebinatangannya.

Ternyata menguasai diri sendiri amat lah susah dan berat.  Karena ini menyangkut urusan “nafsu” dan “emosi”.  Nah, puasa Ramadan, merupakan salah satu benteng, untuk menahan nafsu dan emosi tadi.

Mengucapkan nasihat memang gampang alias mudah, tetapi melaksanakan pasti teramat berat. Tapi kita lanjut saja dulu ya, sahabat dan saudaraku.

Ada hadis Qudsi yang ditakhrij oleh Imam Bukhari, yaitu:  Dari Abu Hurairah RA,Rasulullah SAW bersabda: “Puasa itu benteng, maka janganlah berkata keji dan jangan berbuat bodoh. Jika seseorang menentang atau memakinya, maka hendaklah ia berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa,” – dua kali.

Narasi hadis itu sesungguhnya ingin menegaskan, puasa itu hakikatnya adalah “al-imsak” atau mengendalikan diri.

Pada bulan Ramadan,  banyak sekali orang yang sedang berpuasa, tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan badan suami-istri, bahkan mereka membaca Al-Quran dan rajin salat sunnah, tetapi pikirannya, perasaannya, dan mulutnya tetap berburuk sangka.

Mereka membicarakan aib orang lain (ghibah), menuduh kawannya sendiri tanpa alasan yang benar, berkata kotor,  tidak menjalankan amanah orang lain, dan lain-lain.

Padahal puasa sesungguhnya mengajarkan untuk menjadi orang kuat. Menjadi orang yang tahan terhadap dorongan emosi, membuat  semakin matang dalam menghadapi situasi buruk.

Tidak sedikit seseorang mampu mengalahkan orang lain, namun terhadap dirinya sendiri tidak sanggup melawan hawa nafsunya.  Seperti dua orang bertikai di pasar itu. Untung ada orang tua yang menyadarkan mereka.

Kalau begitu, kita harus mencoba menjadi orang kuat!

Wollohu a’lam bissowab.

oOo

Ciampea, 13052020

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *