Di salah satu pojok 17 Agustusan 


Di salah satu pojok 17 Agustusan. (arl)

Seluruh daerah Republik Indonesia pasti ramai pada 17 Agustus 2024, merayakan hari ulang tahun kemerdekaan ke-79 yang jatuh pada Sabtu.

Di mana-mana upacara hari kemerdekaan Dirgahayu negeriku pada pagi hari dan dilanjutkan dengan berbagai permainan dan perlombaan – untuk kanak=kanak, remaja, ibu-ibu dan bapa-bapa. Para petinggi negara diberitakan merayakannya di ibukota negara IKN, menghabiskan dana hampir satu triliun rupiah.

Di berbagai wilayah, termasuk hampir semua wilayah Indonesia, jalan-jalan ditutup karena digunakan untuk tempat berlomba. Ada yang selesai siang, ada yang hingga petang jelang Magrib.

Nah, seorang tukang atauu penarik bajaj ngomel, karena jalanan ditutup hampir di semua pojok, sehingga menuju salah satu pasar saja menghabiskan waktu hampir satu jam – yang biasanya bisa ditempuhh hanya sekitar 10 menit.

“Hari 17an kok nyusahin orang. Di sana ditutup di sini ditutup. Gimana kalo ada yang butuh cepat. Orang sakit atau mau melahirkan…,” ia ngomel sejadi-jadinya, kebetulan saya penumpangnya.

“Gimana nih Pak, mau beli mangga aja kok sampai begini sulit,” tuturnya. Saya ingin beli buah, salah satunya mangga, atas permintaan orang rumah.

Akibat jalanan di tutup itu, kendaraan umum pun tidak beroperasi. “Gak apa-apa lah Pak sekali setahun. Lagian namanya juga hari libur umum,” kata saya menghibur penarik bajaj itu.

“Dari pagi saya belum narik. Kan perlu untuk setoran saya yang harus terkumpul sekali seminggu,” katanya, sembari menyebut sehari ia perlu Tabungan untuk setor e pemilik bajaj sebesar Rp65 ribu. Seminggu, kali kan saja dengan tujuh.

Ketika tiba di pangkalan penjual buah, lagi-lagi ada yang mengomel. “Dagangan sepi. Ini akibat jalanan ditutup. Heran saya kok 17-an bikin orang rugi ya,” katanya.

Kata sama saya ulang, “Udah deh pak, rezeki sudah diatur dari atas. Ni saya datang kasi uang sama bapak,:

“Oh iya ya..terima kasih Pak.. belanjaan bapak semua Rp125 rebu.”

Kepada penarik bajaj ditanyakan, “Apa arti perayaam kemerdekaan bagi bagi bapak?”

“Saya hanya terbayang betapa hebatnya orangtua-orangtua kita dulu. Terbayang bambu runcing berdarah-darah. Dulu orang berjuang sepenuh hati. Sekarang orang berjuang sepenuh kantong sendiri..haha,” katanya.

Makna kemerdekaan bangsa dan negara memang bermacam-macam, tergantung isi hati orang memaknainya.

Mungkin maksud tukang bajaj tadi mengatakan ‘berjuang sepenuh kantong sendiri’ adalah tertuju pada para korupton yang seolah tak puasnya menghisap isi negeri ini untuk pribadi dan kelompoknya.

Wallohu a’lam bisspwab.

Jakarta, 17082024

 

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *