Curhat pengemudi bajaj – Ayah…aku tidur dulu ya..


Ilustrasi - Penarik bajaj.

Ia minta dibeliin boneka dan jam tangan. Itu saja. Kemudian dia berkata. ” Ayah aku mau tidur dulu ya.”

Ia tidur sampai tengah malam. Ee..ternyata ia tidur terus.
“Dokter..dokter..kok anak saya tidur terus..kok gak bangun-bangun,” saya berteriak keras.

Itu penuturan supir bajay yg saya tumpangi, Selasa 9/1/24.

“Saya goyang goyang badannya tapi dia diam saja,” suaranya bergetar tapi tangannya tetap kuat menggenggam kedua stang bajaj dan jalan kendaraan tiga roda itu tetap konstan.

“Hampa rasanya dunia ini,” kata pengemudi bajaj yang rambutnya sudah peputih. Ia beberapa kali membuka topinya. Memukul-mukulkan ke kepala, melekatkan kembali topi di tempatnya semula dan tangannya dengan cepat kembali ke stang bajaj. Mungkin ia terbiasa melakukan hal itu. Setahuku itu salah satu ciri orang stress.

“Ia seperti tidur saja ketika saya gendong ke kuburan,” desisnya.

“Tapi sekarang saya sudah pasrah dan iklas. Saya mendatangi guru-guru dan ustad minta nasihat. Semua orang akan pergi.”

Bajaj itu terkadang kencang kemudian perlahan, tergantung situasi lalin di jalanan.

Si bapak yang mengaku kini berusia 65 tahun itu kehilangan puteri remajanya semata wayang, yang menurutnya amat dekat dengannya ketimbang ibunya.

“Asli bapak dari mana,?” dijawabnya dari Sukoharjo dan nsmanya Wanto.

“Maaf saya curhat sama bapak..Saya lagi terkenang dengan Maya. Saya lihat ia tersenyum..”

Bajaj itu kuminta berhenti, kami tiba di tujuan. Aku turun dan membayar ongkos. Kulihat matanya memerah dan suaranya parau ketika mengucapkan terima kasih.

Pak Wanto, kukira ini bukan sekedar curhat, melainkan ungkapan kasih yang keluar dari sanubari dan menghunjam ke lubuk hati. Semoga Pak Wanto diberi kesabaran dan keiklasan. aamiin,

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *