Ilustrasi - Air bening dari dua bola mata. (kabarmuslimah)
Ada air bening mengalir dari dua bola mata malam ini. Juga dari bola-bola mata lainnya.
Ini hari ke-26 shaum Ramadhan dan malam ke-27 tarawih. Merupakan malam ganjil Lailatul Qadar.
Imam membaca surah Ar Rahman dalam tiga rakaat (2:1) shalat witir. Pada shalat tarawih sebelumnya sebanyak 20 rakaat, belum terasa “tusukan” ke dalam hati. Namun saat mendengar Ar Rahman dibacakan dengan suara mendayu, air bening pun mengalir satu persatu.
Ternyata bukan aku saja yang merasakan, melainkan jamaah lain, sesungukan sembari melap mata dan hidung.
Surat Ar Rahman termasuk surat golongan Makkiyyah yang merupakan surat ke- 55 dari Al Quran yang terdiri atas 78 ayat.
Surat ini diturunkan sesudah Surat Ar Ra’du. Pada ayat pertama terdapat lafadz Ar Rahman yang dijadikan sebagai nama surah ini. Ciri khas dari surat ini ada ayat yang diulang-ulang, yaitu lafadz ayat Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) sebanyak 31 kali.
Ar Rahman merupakan salah satu dari nama Allah SWT. Surah ini mengingatkan tentang segala sesuatu penciptaan Tuhan yang penuh nikmat sehingga manusia tidak perlu sombong atau mendustakannya.
Begitu agungnya Sang Pencipta yang diejawentahkan dalam surah ini, sehingga sebaiknya kita baca ulang bersama.
Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Ar-rahmaan(u)
- “(Tuhan) Yang Maha Pemurah,”
Allamal qur-aan(a)
- “Yang telah mengajarkan al Quran.”
Khalaqal insaan(a)
- “Dia menciptakan manusia.”
‘Allamahul bayaan(a)
- “Mengajarnya pandai berbicara.”
Asy-syamsu wal qamaru bihusbaan(in)
- “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.”
Wan najmu wasy-syajaru yasjudaan(i)
- “Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada Nya.”
Wassamaa-a rafa’ahaa wa wadha’al miizaan(a)
- “Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).”
Allaa tathghau fiil miizaan(i)
- “Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.”
Wa aqiimuul wazna bil qisthi wa laa tukhsiruul miizaan(a)
- “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”
Wal ardha wa dha’ahaa lil-anaam(i)
- “Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya).”
Fiihaa faakihatun wannakhlu dzaatul akmaam(i)
- “Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.”
Wal habbu dzuul ‘ashfi warraihaan(u)
- “Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Khalaqal insaana min shalshaalin kal fakh-khaar(i)
- “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,”
Wa khalaqal jaanna min maarijim min naar(in)
- “dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Rabbul masyriqaini wa rabbul maghribain(i)
- “Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya[1442]“
Fab-iayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Marajal bahraini yaltaqiyaan(i)
- “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,”
Bainahumaa barzakhul laa yabghiyaan(i)
- “antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing [1443].”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Yakhruju minhumaallu’lu’u wal marjaan(u)
- “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Wa lahul jawaaril munsyaaatu fiil bahri kal a’laam(i)
- “Dan kepunyaanNya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Kullu man ‘alaihaa faan(in)
- “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.”
Wayabqaa wajhu rabbika dzuul jalaali wal-ikraam(i)
- “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Yas-aluhuu man fiis-samaawaati wal ardhi kulla yaumin huwa fii sya’n(in)
- “Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan[1444].”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?”
Sanafrughu lakum ayyuhaats-tsaqalaan(i)
- “Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Yaa ma’syaral jinni wal-insi iniistatha’tum an tanfudzuu min aqthaaris-samaawaati wal ardhi faanfudzuu laa tanfudzuuna illaa bisulthaan(in)
- “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Yursalu ‘alaikumaa syuwaazhun min naarin wa nuhaasun falaa tantashiraan(i)
- “Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya).”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fa-idzaaan-syaqqatis-samaa-u fakaanat wardatan kaddihaan(i)
- “Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.”
Fabiayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fayauma-idzil laa yusalu ‘an dzanbihi insun wa laa jaann(un)
- “Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Yu’raful mujrimuuna bisiimaahum fayu’khadzu binnawaashii wal aqdaam(i)
- “Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka [1445].”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Haadzihii jahannamullatii yukadz-dzibu bihaal mujrimuun(a)
- “Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.”
Yathuufuuna bainahaa wa baina hamiimin aan(in)
- “Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air mendidih yang memuncak panasnya.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Wa liman khaafa maqaama rabbihii jannataan(i)
- Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga[1446].”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,”
Dzawaataa afnaan(in)
- “kedua syurga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fiihimaa ‘ainaani tajriyaan(i)
- “Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang mengalir”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i) - “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fiihimaa min kulli faakihatin zaujaan(i)
- “Di dalam kedua syurga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Muttaki-iina ‘alaa furusyin bathaa-inuhaa min istabraqin wa janal jannataini daan(in)
- “Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fiihinna qaashiraatuth-tharfi lam yathmitshunna insun qablahum wa laa jaann(un)
- “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Ka-annahunnal yaaquutu wal marjaan(u)
- “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Hal jazaa-ul ihsaani ilaal ihsaan(u)
- Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Wa min duunihimaa jannataan(i)
- “Dan selain dari dua syurga itu ada dua syurga lagi[1447],”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Mudhaammataan(i)
- “Kedua syurga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fiihimaa ‘ainaani nadh-dhaakhataan(i)
- “Di dalam kedua syurga itu ada dua buah mata air yang memancar.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fiihimaa faakihatun wanakhlun wa rummaan(un)
- Di dalam keduanya (ada macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Fiihinna khairaatun hisaan(un)
- “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Huurun maqshuuraatun fiil khiyaam(i)
- “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Lam yathmitshunna insun qablahum wa laa jaann(un)
- “Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Muttaki-iina ‘alaa rafrafin khudhrin wa ‘abqariyyin hisaan(in)
- “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.”
Fabi-ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i)
- “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
Tabaarakaasmu rabbika dziil jalaali wal-ikraam(i)
- “Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia.”
Pada malam ke-27 (tarawih/witir) Ramadhan, hati tersentuh, jiwa bergoncang, air berjatuhan dari dua bola mata, semoga para malaikat mengaminkan doa kita Ya Arhamarrohimin. (arl)
Indonesian
English